Selasa, 09 Oktober 2012

PENDAPATAN NASIONAL



PENDAPATAN NASIONAL

1.        Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah suatu jumlah pendapatan oleh seluruh rumah tangga keluarga di dalam suatu Negara dari penyerahan faktor-faktor produksi selama satu tahun.

Ada 3 cara perhitungan Pendapatan Nasional:

A.    Pendekatan pendapatan
Pendekatan Pendapatan adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang disumbangkan kepada Rumah Tangga Produsen selama satu tahun. Pendapatan Nasional berdasarkan pendekatan atau metode pendapatan merupakan hasil penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun.
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) semua barang  dan jasa yang diproduksi tiap proses produksi di suatu negara dalam satu tahun.
Lebih jelasnya dapat dilihat komponen-komponen pendapatan nasional menurut metode pendapatan yaitu berikut :
1.      Alam dengan sewa (rent/ r ) sebagai balas jasa
2.      Tenaga kerja dengan upah/gaji (wage/ w ) sebagai balas jasa
3.      Modal dengan bunga (Interest/ i ) sebagai balas jasa
4.      Skill Kewirausahaan  (Entrepreneurship) dengan laba (profit/ p )

Dalam rumus dapat akan tampak sebagai berikut:
Y = r + w + i + p
Hasil penghitungan pendapatan nasional (Y) dengan metode ini disebut Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI).

Contoh Pendekatan Pendapatan
Hardi warga negara Indonesia, bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul warga negara asing tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Ali warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.
Jawab: PDB (GDP) = pendapatan Hardi + pendapatan Paul = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 = Rp5.000.000,00.
Penghasilan Neto = pendapatan Ali − pendapatan Paul = Rp1.000.000,00  − Rp3.000.000,00 = -Rp2.000.000,00,
dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB adalah:
PNB (GNP)   = PDB + Penghasilan Neto
          = Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
                      = Rp3.000.000,00

B.     Pendekatan produksi
Berdasarkan pendekatan atau metode produksi, pendapatan nasional adalah barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan setiap nilai tambah (value added) dari setiap proses produksi di dalam masyarakat (warga negara asing dan penduduk) dari berbagai lapangan usaha (sektor) dalam suatu negara untuk kurun waktu 1 (satu) periode (biasanya satu tahun).
Ada 11 (sebelas) lapangan usaha yang mempengaruhi pendapatan nasional dilihat dari pendekatan produksi, yaitu:
a.       Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Sektor ini meliputi sub-sektor: tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.
b.      Pertambangan dan penggalian
Sektor ini meliputi sub-sektor minyak dan gas bumi, pertambangan tanpa migas dan penggalian.
c.       Industri pengolahan
Sektor ini meliputi sub-sektor indusatri migas dan industri tanpa migas (yang terdiri atas: industri makanan; tekstil; barang kayu, dan hasil hutan lainnya; kertas  dan barang cetakan; pupuk kimia dan barang dari karet; semen dan barang galian bukan logam; logam dasar besi dan baja; alat angkutan, mesin dan peralatannya; dan barang lainnya.
d.      Listrik, gas dan air minum
Sector ini terdiri atas sub-sektor : listrik, gas kota, dan air bersih
e.       Bangunan
f.       Perdagangan, hotel dan restoran
Sector ini terdiri atas sub-sektor; perdagangan besar dan eceran, hotel dan restoran
g.      Pengangkutan dan komunikasi
Sector ini terdiri atas sub-sektor; pengangkutan (meliput: angkutan rel, jalan raya, laut, sungai danau dan penyeberangan, udara dan jasa penunjang angkutan), dan komunikasi.
h.      Bank dan lembaga keuangan lainnya
Sector ini terdiri atas sub-sektor lembaga keuangan tanpa bank, dan jasa penunjang keuangan
i.        Sewa rumah
j.        Pemerintahan dan pertahanan
Sector ini terdiri atas sub-sektor: administrasi pemerintahan dan jasa pemerintahan lainnya.
k.      Jasa-jasa
Meliputi sub-sektor: social kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi, perorangan dan rumah tangga.
Maksud dari metode produksi ini, jumlah seluruh hasil produksi (output) suatu negara dalam satu tahun dikalikan harga satuan masing-masing. Sehingga bila dituliskan dalam rumus akan nampak sebagai berikut:

Y=(Q1.P1)+(Q2.Q2)+…(Qn.Pn)

Keterangan:
Y = Pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto)
Q = Jumlah barang
 P = Harga barang
Contoh Pendekatan Produksi
Nilai barang dan jasa yang di produksi di suatu negara dalam satu tahun dengan cara menjumlahkan value added tiap proses produksi.
Formula :
Y = ∑Pi.Qi
(total jumlah barang yang di produksi dikurangi bahan mentah dan dikalikan total jumlah barang)
Contoh:
Nilai penjualan seluruh perusahaan tergolong kain batik Rp 2.000, bahan mentah dibutuhkan bernilai Rp. 500. Maka sumbangan industri batik pada pendapatan nasional adalah
            Rp. 2000 – Rp. 500  = 1.500 juta

C.    Pendekatan pengeluaran
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun.  Jadi, berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga pelaku ekonomi (Rumah Tangga Konsumen, Rumah Tangga Produsen, Rumah Tangga Pemerintah dan Rumah Tangga Masyarakat Luar Negeri) di dalam suatu negara selama periode tertentu biasanya setahun. Hasil perhitungannya dinamakan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. 
Dalam menghitung PNB, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan  oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara suatu negara terdapat di negara itu sendiri atau luar negeri, nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor yang digunakan di luar negeri juga dihitung di dalam PNB. Sebaliknya, dalam PNB tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan  negara lain yang digunakan di negara tersebut.
Komponen-komponen yang termasuk pendapatan nasional menurut metode pengeluaran adalah sebagai berikut :
1.         Rumah tangga dengan jenis pengeluaran Konsumsi  (Consumption/C )
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa untuk tujuan konsumsi.  Rumah tangga dalam hal ini berfungsi sebagai konsumen akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia.  Rumah tangga didefinisikan sebagai seorang atau sekelompok orang yang tinggal bersama dalam suatu  bangunan  tempat  tinggal.  Mereka  secara  bersama  mengumpulkan  pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa yang utamanya berupa kelompok makanan dan perumahan.
Pengeluaran  konsumsi  rumah  tangga  mencakup  pengeluaran  konsumsi  rumah tangga   atas   barang   dan   jasa  baik  dengan   cara   membeli,   menerima   transfer,   atau memproduksi sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau tidak diproses lebih lanjut menjadi produk baru, dikurangi hasil penjualan neto18  barang bekas atau apkiran pada periode waktu tertentu.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga meliputi seluruh pengeluaran konsumsi atas barang dan jasa oleh penduduk  suatu wilayah, baik dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik penduduk yang bersangkutan.
2.         Perusahaan dengan jenis pengeluaran Investasi ( Investment/ I )
3.         Pemerintah dengan jenis pengeluaran, Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure/ G)
Pengeluaran     konsumsi     pemerintah     didefinisikan     sebagai     jumlah    seluruh pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatannya, yang terdiri dari pembelian  barang  dan  jasa  (belanja  barang), pembayaran  balas  jasa  pegawai  (belanja pegawai), dan penyusutan barang modal, dikurangi dengan hasil penjualan barang dan jasa (output pasar) pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemerintah (yang bukan dikonsumsi oleh pemerintah). Konsumsi pemerintah disebut juga dengan output non- pasar pemerintah.
Pengeluaran konsumsi pemerintah (umum) meliputi konsumsi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat meliputi seluruh instansi negara, baik yang ada di  pusat  maupun  kantor  wilayah  (unit  vertikalnya)  di daerah.  Sedangkan  pemerintah daerah  meliputi  pemerintah daerah propinsi, pemerintah  daerah  kabupaten/kota,  dan pemerintah desa beserta perangkat dinasnya pada masing-masing tingkat pemerintahan tersebut.
Pengeluaran   konsumsi   pemerintah   daerah   Propinsi   mencakup  konsumsi pemerintah desa, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah propinsi dan konsumsi  pemerintah  pusat  yang  menjadi  bagian  dari konsumsi pemerintah  daerah Propinsi.   Dengan  menggunakan  cara  yang sama,  pengeluaran  konsumsi  pemerintah daerah tingkat  II  (kabupaten/kota) mencakup  konsumsi  pemerintah  desa,  pemerintah kecamatan, pemerintah daerah tingkat II (kabupaten/kota), ditambah dengan konsumsi pemerintah daerah tingkat I (propinsi) dan pemerintah pusat yang menjadi bagian dari konsumsi pemerintah daerah tingkat II (kabupaten/kota).
4.         Masyarakat luar negeri dengan jenis pengeluaran Ekspor – Impor  (Export – Import/ X-M )
Ekspor merupakan salah satu transaksi ekonomi (transaksi perdagangan) yang dilakukan oleh penduduk suatu negara/region lain.transaksi tersebut meliputi transaksi barang, jasa pengangkutan, jasa pariwisata dan jasa lainnya. Transaksi barang dan jasa pada dasarnya dicatat pada saat kepemilikan barang tersebut diterima oleh penduduk negara tujuan, atau pada saat jasa tersebut diterima oleh negara penduduk tujuan. Sedangkan konsep impor pada dasarnya sama dengan ekspor, hanya saja konsep impor dilihat dari sisi sebaliknya.
Langkah awal untuk mengestimasi nilai ekspor dan impor antara negara dengan mengumpulkan data ekspor/impor dari statistik ekspor dan impor BPS yang nilainya dalam satuan dolar Amerika dalam dua digit HS (sekitar 100 komoditas). Selanjutnya nilai ekspor/impor barang dalam dolar AS tersebut disederhanakan menjadi 33 sektor ekonomi.
Dengan Y sebagai Produk Nasional Bruto, maka maka didapat rumus sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X – M)
Bila PNB (GNP) dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan Pendapatan per Kapita.

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL (Y)

1.      PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN DUA SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)

Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I
       1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.

Jawab:
Y = a + I
       1 – b
   = 20 + 10
       1– 0,75
   =  30
      0,25

                     = 120 milyar rupiah





2.      PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN TIGA SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr).
Y = C + I + G
è (C = a + byd)

Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
                    1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.

Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G
                    1 – b

   = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
                    1 – 0,75
   = 149 milyar rupiah


3.      PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN EMPAT SEKTOR

Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)

Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b

Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.

Jawab:

Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
                            1 – b
 = 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
                          1 – 0,75

 = 153 milyar rupiah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI   (C)
Faktor intern :
  1. Komposisi rumah tangga
  2. MPC (marginal propensity to consume)
  3. Selera (taste)
  4. Kebiasaan keluarga
  5. Besarnya pendapatan
Faktor ekstern :
  1. Lingkungan tempat tinggal
  2. Kebijakan pemerintah
  3. Harga-harga barang
  4. Budaya masyarakat
  5. Kemajuan IPTEK
  6. Pajak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TABUNGAN (S) DAN INVESTASI (I)
Tabungan :
  1. Pendapatan yang diterima
  2. MPS (marginal propensity to saving)
  3. Tingkat suku bunga
Investasi :
  1. Tingkat suku bunga
  2. Permintaan efektif (yg didukung daya beli)
  3. MEC (marginal efficiency of capital) kemampuan modal untuk menghasilakn


1 komentar: