SEJARAH
TEORI EKONOMI
DISUSUN OLEH :
NAMA :
Farida Ariani
NIM :
1005065062
PRODI :
Pend. EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2011
Sejarah Perkembangan Merkantilisme
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh
sekolah Eropa
pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran
bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya,
intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman
ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar
yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak
peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai.
Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring
dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith
dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi
baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri
terbesar di dunia
Pengertian
: Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah
secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan
logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang
dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Latar Belakang :
1. Munculnya
Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
2. Negara
tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan
rakyatnya.
3. Diperlukan
kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4. Ditetapkan
logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5. Dibuka
jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah
baru.
Kebijakan Pelaksanaan dan
Perencanaan Ekonomi Merkantilisme :
1. Berusaha
mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan
perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan
industri berorientasi ekspor
4. Meningkatkan
pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industry
5. Melibatkan
Negara sebagai pengawas perekonomian
6. Melakukan
perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi.
7. Meminta
bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari Negara
lain.
Politik Merkantilisme melahirkan terbentuknya
persekutuan-persekutuan dagang masyarakat Eropa, seperti EIC (kongsi
perdagangan Inggris di India) dan VOC (kongsi perdagangan Belanda di
Indonesia). Inggris bangkit sejalan dengan zaman penjelajahan samudera untuk
mencari daerah-daerah baru yang kemudian dijadikan sebagai koloni. Begitu juga
dengan masyarakat Eropa lainnya, seperti Prancis, Belanda, dan Spanyol
Perkembangan
Merkantilisme Di Berbagai Negara :
1.
Jepang
Jepang
sebagai Negara Macan Ekonomi Asia
Ekspansi yang dilakukan jepang selama periode awal “titik
api” Perang Dunia ke II hingga di bumi hanguskan-nya Hiroshima dan Nagasaki
mencerminkan betapa prinsip Merkantilis yang ada yaitu mencari daerah jajahan /
object pemasaran produk serta mencari bahan mentah dan rempah – rempah yang
murah / Cuma-Cuma yang jelas banyak terdapat di Bumi Asia sekaligus menjadi
komoditi terlaku di Eropa dan Amerika guna mencapai ekonomi yang stabil,
kekuasaaan tak terbatas serta kekuatan militer yang tak terkalahkan
melalui kekayaan yang besar yang didapat dengan kolonialisasi atau penjajahan
sesuai cita cita yaitu “Dai Nippon” atau “Jepang Raya”.
Setelah kekalahan besar Jepang di Perang Dunia II, system
ekonomi Jepang tidak lah degragasi walaupun dalam kondisi ricuh, korban perang
dimana mana, banyak warga kehilangan tempat tinggal nya. Sebaliknya bukan
degradasi yang terjadi melainkan evolusi perekonomian yang Merkantilis menjadi
Neo-merkantilis dengan ciri dan karakteristik yang defensive, buktinya mulai
dari tahun 1960-an Jepang mengeluarkan kebijakan – kebijakan ekonomi yang jauh
bertentangan dengan prinsip pasar bebas dan globalisasi. Pemerintah Jepang
ingin sector – sector kunci perekonomian untuk berkembang dan memberikan
perlindungan, proteksi dan subsidi kepada sector – sector tersebut dari
kompetisi dengan Negara lain. Pemerintah tetap mempertahankan hak untuk
mengintervensi dan mengatur kurs mata uang asing, dengan ini dia dapat
membatasi arus investasi asing, hak untuk mengelola akusisi teknologi asing oleh
perusahaan-perusahaan domestic dan hak untuk mempengaruhi komposisi perdagangan
luar negri.Bank Ekspor Jepang dan Bank Pembangunan Jepang di-setup sebagai
mesin guna mengaliri dana kepada perusahaan – perusahaan yang dibina oleh
pemerintah.
Yang juga memiliki peran utama dan membuat Jepang “Take Off”
dari Negara berkembang menjadi Negara maju adalah ide dimana Kementrian
Industri dan perdangangan Internasional (MITI) yaitu sebuah departemen
setingkat kementrian di Jepang yang mengatur produksi dan distribusai barang
dan jasa. Badan ini mengembangkan :
1. Rencana dan rancangan terkait struktur
industry jepang,
2. Mengendalikan perdagangan luar negeri
Jepang
3. Menjamin aliran tetap barang- barang di
dalam perekonomian Nasional
4. Mendorong perkembangan industry di
bidang manufaktur, pertambangan dan distribusi
5. Serta mengawasi usaha usaha untuk
mendapatkan bahan mentah dan sumberdaya energy yang dapat diandalkan
Oleh karena itu
kemajuan dan kesuksesan ekonomi Jepang merupakan langkah yang digerakkan secara
terpusat dan dipantau oleh pemerintah, serta pengalokasian sumber – sumberdaya
tidak dilepaskan begitu saja kepada Pasar bebas. Hal ini menunjukkan dengan
jelas bahwa “Macan Asia” yang menggenggam ekonomi dunia ini tidak mengikuti
ajaran ortodhoks, tetapi justru intervensi pemerintah-lah yang menggerakkan
Jepang untuk menuju kepada posisi dimana saat ini dia capai. Perekonomian
“macan” secara prinsip adalah perekonomian berbasis konsumen, dimana ekspo merupakan
mesin penggerak ekonomi. Tepat seperti prinsip dalam merkantilisme atau
kini evolusi nya yaitu neo-merkantilisme.
2.
Indonesia
Merkantilisme dianut : Perancis, Belanda, Jerman
Paham bertujuan mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya dalam kas negara.
Neraca perdagangan aktif
Ciri – ciri :
1. Etatisme
2.
Proteksionisme
3.
Monopoli Perdagangan
4.
Industri dalam negeri
5.
Mencari daerah jajahan dengan kekayaan alam tinggi.
Pengaruh di Indonesia : Belanda yang menganut paham merkantilisme juga menerapkan paham
tersebut di negeri jajahannya termasuk di Indonesia. Revolusi industri menyebabkan perubahan besar dalam memproduksi
barang. Yang melopori perubahan adalah Inggris
v Tahap – tahap :
Revolusi
industri I : Teknik kuno, (Kayu , batu bara) di Inggris
Revolusi
industri II : Teknik baru, ( listrik, bensin) Di AS, Jerman
Revolusi
Industri III : Biotehnik, (atom, nuklir) Di Amerika , Uni Soviet
v Akibat :
1.
Bidang Ekonomi :Harga barang murah dan upah buruh
murah
2.
Bidang social : Urbanisasi besar-besaran
3.
Bidang politik : Berkembang imperialisme modern
3.
Spanyol
Spanyol daerah Amerika
(terutama Amerika Tengah dan Amerika Selatan) menjadi sasaran untuk memperoleh
logam mulia sebanyak-banyaknya, sehingga Amerika mendapat julukan Eldorado
(negeri emas dan perak).
Perang Salib mengakibatkan
terjadinya perdagangan antara negara-negara Eropa dengan negara-negara Timur
Tengah. Namun, jalur perhubungan darat ke India (jalur Kafilah) sangat
berbahaya dan mahal. Sampai akhirnya Vasco Da Gama dari Portugis menemukan
jalur laut yang lebih murah dengan berlayar mengelilingi Afrika.
Suatu perjalanan yang dilakukan oleh
Columbus untuk mencari jalur yang lebih pendek menuju India berhasil menemukan
benua Amerika. Ekspedisi Columbus tersebut dibiayai oleh Spanyol, sehingga
membuat Spanyol menjadi negara yang memenangkan perlombaan dalam persaingan
untuk mendapatkan barang dagangan berupa emas dan perak, juga daerah untuk
memasarkan produknya.
4.
Portugis
Di Amerika, Portugis hanya memiliki daerah Brasilia di Amerika Selatan
Di Amerika, Portugis hanya memiliki daerah Brasilia di Amerika Selatan
5.
Perancis
Peletak dasar
merkantilisme di Perancis adalah Raja Louis ke XI. Masa kejayaan merkantilisme
di Perancis terjadi di bawah menteri keuangan Jean Colbert padan masa
pemerintahan Raja Louis XIV, sehingga merkantilisme di Perancis dikenal dengan
sebutan Colbertisme dengan tujuan utama memajukan industri. Isi peraturan
Colbertisme adalah:
A.
Menghapus daerah bea cukai dalam negeri sehingga
peredaran barang menjadi lebih lancar dan harganya lebih murah
B.
Dilarang mengimpor barang yang dapat dihasilkan
sendiri atau barang impor tersebut dikenakan pajak yang tinggi.
C.
Produksi dalam negeri yang diperlukan dilarang
untuk di ekspor. Namun barang dari luar negeri yang sangat diperlukan untuk
mengembangkan ekonomi diberikan keringanan atau dibebaskan dari pajak impor.
6.
Inggris
Peletak dasar
merkantilisme di Inggris adalah Raja Henry VII dengan jalan meningkatkan
industri topi dan meningkatkan perpajakan untuk memajukan
pelayaran/perdagangan. Dari politik merkantilisme muncul perserikatan dagang
seperti "EAST INDIAN COMPANY" atau EIC. EIC memperoleh hak istimewa
yaitu hak monopoli dagang serta hak merampas negeri di India, Kanada, dan
Amerika Utara. Merkantilisme di Inggris mengalami masa kejayaan pada masa
perdana menteri Oliver Cromwell yang mengeluarkan "ACT OF NAVIGATION"
yaitu peraturan tentang pelayaran dengan tujuan melindungi perdagangan di
Inggris dari negara-negara saingannya.
Isi Act Of Navigation adalah :
Isi Act Of Navigation adalah :
A. Barang-barang
dari daerah jajahan Inggris hanya boleh di angkut dengan kapal-kapal Inggris
B. Barang-barang
dari negara Eropa hanya boleh di angkut dengan kapal dari Inggris.
C. Pelayaran
di pantai Inggris hanya untuk kapal Inggris
7.
Jerman
Merkantilisme di Jerman
dilaksanakan pada masa pemerintahan Kaisar Frederick Wilhelm I dan di sebut
"KAMERALISME" yang artinya adalah "kas dari raja".
Perekonomian digalakkan dengan cara menarik pajak setinggi-tingginya.
8.
Belanda
Merkantilisme lebih
ditekankan pada monopoli daganga, misalnya:
Di Indonesia dengan nama "Verenigde Oost Indische Compagnie" atau VOC Merkantilisme berkembang ketika ekonomi eropa berada dalam masa transisi. Pusat kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh para bangsawan digantikan oleh negara nasional. Perubahan teknologi dalam hal perkapalan dan pertumbuhan pusat-pusat urban mendorong meningkatnya perdagangan internasional. Merkantilisme memusatkan perhatian pada bagaimana perdagangan ini memberi keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara.
Di Indonesia dengan nama "Verenigde Oost Indische Compagnie" atau VOC Merkantilisme berkembang ketika ekonomi eropa berada dalam masa transisi. Pusat kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh para bangsawan digantikan oleh negara nasional. Perubahan teknologi dalam hal perkapalan dan pertumbuhan pusat-pusat urban mendorong meningkatnya perdagangan internasional. Merkantilisme memusatkan perhatian pada bagaimana perdagangan ini memberi keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara.
Perubahan penting lainnya
adalah penemuan pencatatan ganda dan akuntansi modern. Accounting ini membuat
aliran perdagangan masuk dan keluar tercatat dengan jelas, memberi kontribusi
pada pengawasan yang ketat terhadap keseimbangan perdagangan. Tentu saja
penemuan benua Amerika tak dapat diabaikan. Pasar-pasar baru dan
pertambangan-pertambangan baru mendorong perdagangan internasional hingga ke
tingkat yang tak dapat dibayangkan sebelumnya. Pertambangan-pertambangan ini
ini mendorong pergerakan harga dan peningkatan dalam volume aktivitas
perdagangan itu sendiri. Sebagian besar negara-negara eropa pada abad ke-16
sampai abad ke-18 menganut sistem ekonomi merkantilisme ini, seperti Inggris
yang pada saat itu merupakan negara industri terbesar di dunia, Prancis, Belanda,
dan negara-negara lainnya.
Merkantilisme menyulut
terjadinya kekerasan di eropa antara abad ke-17 hingga abad ke-18. Karena
kekayaan dunia dipandang sebagai tetap, maka satu-satunya cara untuk
meningkatkan kekayaan negara adalah dengan mengambilnya dari negara lain.
Sejumlah perang, yang paling diingat adalah perang Anglo-Dutch dan perang
Franco-Dutch , dapat dihubungkan secara langsung dengan teori merkantilisme
ini. Peperangan yang tak ada akhirnya dari periode ini juga membuat
merkantilisme dilihat sebagai komponen penting dari kesuksesan militer. Ia juga
menyulut era imperialisme, dimana negara berusaha mengumpulkan koloni yang
dapat menjadi sumber-sumber bahan mentah dan pasar-pasar eksklusif. Selama masa
merkantilis, kekuasaan eropa menyebar ke seluruh dunia. Sebagaimana ekonomi
domestik, ekspansi ini sering kali dilakukan di bawah perlindungan dan dukungan
perusahaan dengan monopoli yang dijamin pemerintah di beberapa bagian tertentu
di dunia, seperti Dutch East India Company atau Hudson’s Bay Company
Tokoh-tokoh Merkantalisme :
1. THOMAS MUN (1571 - 1641)
Seorang
saudagar kaya dari Inggris menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri.Dalam
bukunya yang berjudul “England Treasure by Foreign Trade” Thomas Mun
menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri. Ia menjelaskan bahwa
perdagangan luar negeri akan memperkaya negara jika menghasilkan surplus dalam
bentuk emas dan perak. Keseimbangan perdagangan hanyalah perbedaan antara apa
yang di ekspor dan apa yang di impor. Ketika negara mengalami surplus
perdagangan, ini berarti ekspor lebih besar daripada impor.
Mun
mengakui bahwa betapa pentingnya investasi modal dan Ia memandang keseimbangan
perdagangan merupakan sebuah cara untuk mengumpulkan modal produktif. Untuk
mendorong surplus ada tiga langkah yang harus dijalankan :
A. Dengan
Kebijakan Harga
Barang yang di ekspor
haruslah dijual dengan harga terbaik yaitu harga yang menghasilkan pendapatan
dan kekayaan yang paling banyak. Ketika negara memiliki monopoli atau mendekati
monopoli di dunia perdagangan maka barang-barangnya harus dijual dengan harga
tinggi, tetapi ketika persaingan luar negeri sangat ketat harga barang harus
ditekan serendah mungkin. Hal ini akan menghasilkan lebih banyak penjualan bagi
negara dan membantu mengalahkan pesaing. Ketika pesaing asing lenyap, harga
ditingkatkan kembali tetapi tidak sampai pada tingkat dimana pesaing tertarik
untuk kembali ke dalam pasar.
B. Meningkatkan
Kualitas Produk
Pemerintah dapat
membantu meningkatkan kualitas produk dengan cara mengatur para pengusaha
pabrik dan membentuk dewan perdagangan yang akan memberikan nasehat kepada
pemerintah dalam persoalan-persoalan yang berkaitan dengan peraturan
perdagangan dan kegiatan industri. Peraturan-peraturan ini harus tegas agar
negara dapat memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi.
C. Kebijakan
Pajak Nasional
Dalam hal kebijakan
pajak, pemerintah harus dapat menyeimbangkan kepentingan nasional dan swasta.
Bea ekspor harus lebih kecil karena bea ini akan dimasukkan dalam biaya
penjualan di luar negeri. Bea impor harus rendah untuk barang-barang yang
kemudian akan di ekspor kembali dan harus tinggi untuk barang-barang yang
cenderung dikonsumsi oleh warga sendiri.
2. WILLIAM PETTY (1623
– 1687)
Mengajar
di Oxford University dan banyak menulis tentang politik. Petty menganggap
penting arti bekerja ( labor ) jauh lebih penting dari sumber daya tanah. Bukan
jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang, melasinkan biaya yang
diperlukan untuk menjaga agar [para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.
Dalam
bukunya “Political Arithmetic” pada tahun 1671, Petty memberi
sumbangan teori penting untuk ilmu ekonomi. Ia adalah ahli ekonomi pertama yang
menjelaskan sewa tanah berdasarkan surplus.
Untuk
memahami gagasan surplus ini bayangkan ekonomi pertanian primitif yang hanya
menanam jagung. Pada saat itu jagung merupakan input proses produksi dan
sekaligus output. Sebagai input jagung jagung dipakai sebagai benih dan dimakan
oleh pekerja. Pada akhir tahun jagung akan dipanen dan digunakan sebagai bahan
pangan dan bibit untuk tahun depan.
Petty
mendefinisikan surplus sebagai selisih antara total output dari jagung (saat
panen tahunan) dan input dari jagung yang dibutuhkan untuk menghasilkan output
tersebut. Menurut Petty pemilik tanah akan cenderung menerima pembayaran sewa
yang sebanding dengan surplus surplus yang dihasilkan oleh lahan mereka.
(surplus = total output – input)
Tak
seorangpun akan menyewakan lahan dengan biaya sewa melebihi surplus yang
dihasilakan lahan tersebut karena penyewa akan kehilangan uang/pendapatan.
3. JEAN BODIN (1530 – 1596)
Adalah ilmuwan Perancis, orang pertama yg sistematis menyajikan teori
tentang uang & harga. Berdasarkan
teori Boudin inilah Irving Fisher mengembangkan teori Kuantitas Uang.
4.
JEAN BABTIS
COLBERT (1619 – 1683)
Adalah pejabat Perancis yaitu
menteri utama dibidang ekonomi & keuangan dlm pemerintahan Raja Louis xvi.
Pada masa ini perdagangan dianggap sumber utama kemakmuran, konsekuensinya,
kedudukan kaum saudagar semakin penting. Terjadi aliansi antara saudagar &
penguasa. Kaum saudagar memperkuat & mendudkung kedudukan penguasa.
Penguasapun memberi bantuan & perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan
keistimewaan-keistimewaan lainnya.
5.
DAVID HUME (1711 – 1776)
Seorang
filsuf yg menulis buku of the balance of trade, membicarakan tentang
harga-harga yg sebagian dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi
ditentukan oleh.
Ø Contoh
raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :
1.
Raja Karel V dari negara Spanyol
2.
Ratu Elizabeth dari Inggris
3.
Prinsmaurits berasal dari Belanda
4.
Louis XIV dari Prancis
sebaiknya bagi negara-negara yang sedang berkembang bisa mengambil contoh dari negara-negara yang telah maju. supaya mudah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
BalasHapusSebaiknya anda mencantumkan dari buku mana anda mengambil sumber2nya, karena plagiator sangat tidak baik khususnya bagi akademisi seperti kita. Terima kasih.
BalasHapusjangan lupa berkunjung juga ya di www.infourmasi.com
Makasi kak, sangat bermanfaat
BalasHapus