PENDAPATAN NASIONAL
1.
Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional adalah suatu jumlah pendapatan oleh
seluruh rumah tangga keluarga di dalam suatu Negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi selama satu tahun.
Ada 3 cara perhitungan Pendapatan Nasional:
A.
Pendekatan pendapatan
Pendekatan Pendapatan adalah seluruh
pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang disumbangkan kepada
Rumah Tangga Produsen selama satu tahun. Pendapatan
Nasional berdasarkan pendekatan atau metode pendapatan merupakan hasil
penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal dan laba yang diterima masyarakat
pemilik faktor produksi selama satu tahun.
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah
dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) semua barang dan jasa yang diproduksi tiap proses produksi
di suatu negara dalam satu tahun.
Lebih jelasnya
dapat dilihat komponen-komponen pendapatan nasional menurut metode pendapatan
yaitu berikut :
1. Alam dengan sewa (rent/ r ) sebagai balas jasa
2. Tenaga kerja
dengan upah/gaji (wage/ w )
sebagai balas jasa
3. Modal dengan
bunga (Interest/ i )
sebagai balas jasa
4. Skill
Kewirausahaan (Entrepreneurship) dengan laba (profit/ p )
Dalam rumus
dapat akan tampak sebagai berikut:
Y = r + w
+ i + p
Hasil penghitungan pendapatan nasional (Y) dengan metode ini disebut
Pendapatan Nasional (PN) atau National Income (NI).
Contoh Pendekatan
Pendapatan
Hardi warga negara Indonesia,
bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp2.000.000,00 Paul warga negara asing
tinggal dan bekerja di Indonesia, pendapatan Rp3.000.000,00 Ali warga negara
Indonesia tinggal dan bekerja di luar negeri dengan pendapatan Rp1.000.000,00.
Jawab: PDB (GDP)
= pendapatan Hardi + pendapatan Paul = Rp2.000.000,00 + Rp3.000.000,00 =
Rp5.000.000,00.
Penghasilan Neto = pendapatan Ali − pendapatan Paul =
Rp1.000.000,00 − Rp3.000.000,00 = -Rp2.000.000,00,
dengan menerapkan rumus di atas dapat kita ketahui PNB
adalah:
PNB (GNP) = PDB + Penghasilan Neto
= Rp5.000.000,00 + (- Rp2.000.000,00)
= Rp3.000.000,00
B.
Pendekatan produksi
Berdasarkan pendekatan atau metode produksi,
pendapatan nasional adalah barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara
dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini,
pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan setiap nilai tambah (value
added) dari setiap proses produksi di dalam masyarakat (warga negara asing dan
penduduk) dari berbagai lapangan usaha (sektor) dalam suatu negara untuk kurun
waktu 1 (satu) periode (biasanya satu tahun).
Ada 11 (sebelas) lapangan usaha yang mempengaruhi
pendapatan nasional dilihat dari pendekatan produksi, yaitu:
a. Pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan
Sektor ini meliputi
sub-sektor: tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan
hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.
b. Pertambangan
dan penggalian
Sektor ini meliputi
sub-sektor minyak dan gas bumi, pertambangan tanpa migas dan penggalian.
c. Industri
pengolahan
Sektor ini meliputi
sub-sektor indusatri migas dan industri tanpa migas (yang terdiri atas:
industri makanan; tekstil; barang kayu, dan hasil hutan lainnya; kertas dan barang cetakan; pupuk kimia dan barang
dari karet; semen dan barang galian bukan logam; logam dasar besi dan baja;
alat angkutan, mesin dan peralatannya; dan barang lainnya.
d. Listrik,
gas dan air minum
Sector ini terdiri atas
sub-sektor : listrik, gas kota, dan air bersih
e. Bangunan
f. Perdagangan,
hotel dan restoran
Sector ini terdiri atas sub-sektor; perdagangan besar dan
eceran, hotel dan restoran
g. Pengangkutan
dan komunikasi
Sector ini terdiri atas
sub-sektor; pengangkutan (meliput: angkutan rel, jalan raya, laut, sungai danau
dan penyeberangan, udara dan jasa penunjang angkutan), dan komunikasi.
h. Bank
dan lembaga keuangan lainnya
Sector ini terdiri atas
sub-sektor lembaga keuangan tanpa bank, dan jasa penunjang keuangan
i.
Sewa rumah
j.
Pemerintahan dan pertahanan
Sector ini terdiri atas
sub-sektor: administrasi pemerintahan dan jasa pemerintahan lainnya.
k. Jasa-jasa
Meliputi
sub-sektor: social kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi, perorangan dan rumah
tangga.
Maksud dari metode produksi ini, jumlah
seluruh hasil produksi (output) suatu negara dalam satu tahun dikalikan harga
satuan masing-masing. Sehingga bila dituliskan dalam rumus akan nampak sebagai
berikut:
Y=(Q1.P1)+(Q2.Q2)+…(Qn.Pn)
Keterangan:
Y = Pendapatan nasional (Produk Domestik
Bruto)
Q = Jumlah barang
P = Harga barang
Contoh
Pendekatan Produksi
Nilai
barang dan jasa yang di produksi di suatu negara dalam satu tahun dengan cara
menjumlahkan value added tiap proses produksi.
Formula
:
Y
= ∑Pi.Qi
(total
jumlah barang yang di produksi dikurangi bahan mentah dan dikalikan total
jumlah barang)
Contoh:
Nilai
penjualan seluruh perusahaan tergolong kain batik Rp 2.000, bahan mentah
dibutuhkan bernilai Rp. 500. Maka sumbangan industri batik pada pendapatan
nasional adalah
Rp. 2000 – Rp. 500 = 1.500 juta
C.
Pendekatan pengeluaran
Berdasarkan
pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran secara
nasional untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode,
biasanya satu tahun. Jadi, berdasarkan
metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran
yang dilakukan seluruh rumah tangga pelaku ekonomi (Rumah Tangga Konsumen,
Rumah Tangga Produsen, Rumah Tangga Pemerintah dan Rumah Tangga Masyarakat Luar
Negeri) di dalam suatu negara selama periode tertentu biasanya setahun. Hasil
perhitungannya dinamakan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National
Product (GNP). Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
adalah konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi
memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda.
Dalam
menghitung PNB, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional
hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi
yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung.
Karena faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara suatu negara terdapat
di negara itu sendiri atau luar negeri, nilai produksi yang diwujudkan oleh
faktor-faktor yang digunakan di luar negeri juga dihitung di dalam PNB.
Sebaliknya, dalam PNB tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh
faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan negara lain yang
digunakan di negara tersebut.
Komponen-komponen
yang termasuk pendapatan nasional menurut metode pengeluaran adalah sebagai
berikut :
1.
Rumah tangga dengan jenis pengeluaran
Konsumsi
(Consumption/C )
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga merupakan pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa
untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga dalam hal ini berfungsi sebagai
konsumen akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang
tersedia. Rumah tangga didefinisikan sebagai seorang atau sekelompok
orang yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat
tinggal. Mereka secara bersama mengumpulkan pendapatan,
memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa yang utamanya
berupa kelompok makanan dan perumahan.
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran
konsumsi rumah tangga atas barang
dan jasa baik dengan cara
membeli, menerima transfer, atau
memproduksi sendiri dengan tujuan untuk dikonsumsi atau tidak diproses lebih
lanjut menjadi produk baru, dikurangi hasil penjualan neto18 barang
bekas atau apkiran pada periode waktu tertentu.
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga meliputi seluruh pengeluaran konsumsi atas barang dan
jasa oleh penduduk suatu wilayah, baik dilakukan di dalam maupun di luar
wilayah domestik penduduk yang bersangkutan.
2.
Perusahaan dengan jenis pengeluaran
Investasi ( Investment/ I
)
3.
Pemerintah dengan jenis pengeluaran, Pengeluaran
Pemerintah
(Government Expenditure/ G)
Pengeluaran
konsumsi pemerintah
didefinisikan sebagai
jumlah seluruh pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan untuk
membiayai kegiatannya, yang terdiri dari pembelian barang dan
jasa (belanja barang), pembayaran balas jasa
pegawai (belanja pegawai), dan penyusutan barang modal, dikurangi
dengan hasil penjualan barang dan jasa (output pasar) pemerintah yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan pemerintah (yang bukan dikonsumsi oleh
pemerintah). Konsumsi pemerintah disebut juga dengan output non- pasar
pemerintah.
Pengeluaran
konsumsi pemerintah (umum) meliputi konsumsi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Pemerintah pusat meliputi seluruh instansi negara, baik yang ada di
pusat maupun kantor wilayah (unit
vertikalnya) di daerah. Sedangkan pemerintah daerah
meliputi pemerintah daerah propinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan pemerintah desa beserta perangkat dinasnya pada
masing-masing tingkat pemerintahan tersebut.
Pengeluaran
konsumsi pemerintah daerah
Propinsi mencakup konsumsi pemerintah desa, pemerintah
daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah propinsi dan konsumsi pemerintah
pusat yang menjadi bagian dari konsumsi
pemerintah daerah Propinsi. Dengan menggunakan
cara yang sama, pengeluaran konsumsi pemerintah
daerah tingkat II (kabupaten/kota) mencakup konsumsi
pemerintah desa, pemerintah kecamatan, pemerintah daerah
tingkat II (kabupaten/kota), ditambah dengan konsumsi pemerintah daerah tingkat
I (propinsi) dan pemerintah pusat yang menjadi bagian dari konsumsi pemerintah
daerah tingkat II (kabupaten/kota).
4.
Masyarakat luar negeri dengan jenis
pengeluaran Ekspor – Impor (Export – Import/
X-M )
Ekspor merupakan salah satu transaksi ekonomi (transaksi
perdagangan) yang dilakukan oleh penduduk suatu negara/region lain.transaksi
tersebut meliputi transaksi barang, jasa pengangkutan, jasa pariwisata dan jasa
lainnya. Transaksi barang dan jasa pada dasarnya dicatat pada saat kepemilikan
barang tersebut diterima oleh penduduk negara tujuan, atau pada saat jasa
tersebut diterima oleh negara penduduk tujuan. Sedangkan konsep impor pada
dasarnya sama dengan ekspor, hanya saja konsep impor dilihat dari sisi
sebaliknya.
Langkah
awal untuk mengestimasi nilai ekspor dan impor antara negara dengan
mengumpulkan data ekspor/impor dari statistik ekspor dan impor BPS yang
nilainya dalam satuan dolar Amerika dalam dua digit HS (sekitar 100 komoditas).
Selanjutnya nilai ekspor/impor barang dalam dolar AS tersebut disederhanakan
menjadi 33 sektor ekonomi.
Dengan Y sebagai Produk Nasional Bruto, maka maka didapat
rumus sebagai berikut :
Y = C + I
+ G + (X – M)
Bila
PNB (GNP) dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan Pendapatan per
Kapita.
PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL (Y)
1.
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN
PENDEKATAN DUA SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari
variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I
1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi
(C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan
nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a + I
1
– b
= 20 + 10
1–
0,75
= 30
0,25
=
120 milyar rupiah
2.
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN
PENDEKATAN TIGA SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari
variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX)
dan pembayaran transfer (Tr).
Y = C + I + G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi
(C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8,
pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G
1 – b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
1 – 0,75
= 149 milyar rupiah
3.
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN
PENDEKATAN EMPAT SEKTOR
Perhitungan pendapatan keseimbangan 3 sektor terdiri dari
variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX)
pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam
milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10,
pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6, pembayaran transfer
(Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya pendapatan nasional
dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1 – b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
1 – 0,75
= 153
milyar rupiah
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMSI (C)
Faktor intern :
- Komposisi rumah tangga
- MPC (marginal propensity to consume)
- Selera (taste)
- Kebiasaan keluarga
- Besarnya pendapatan
Faktor ekstern :
- Lingkungan tempat tinggal
- Kebijakan pemerintah
- Harga-harga barang
- Budaya masyarakat
- Kemajuan IPTEK
- Pajak
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TABUNGAN (S) DAN INVESTASI (I)
Tabungan :
- Pendapatan yang diterima
- MPS (marginal propensity to saving)
- Tingkat suku bunga
Investasi :
- Tingkat suku bunga
- Permintaan efektif (yg didukung daya beli)
- MEC (marginal efficiency of capital) kemampuan modal untuk menghasilakn
Terima kasih ilmunya
BalasHapus